MENJADI CEWEK CUEK
Lolita
adalah wanita yang mudah mengagumi seseorang, mudahnya mengasihani kepada
sesama, dia juga wanita yang baik. Lolita wanita yang kadang polos dan kadang
juga nyebelin bagi teman-temannya. Dia mempunyai sahabat yang bernama Delia.
Delia teman yang baru iya kenal tapi dia sudah menganggap bahwa Delia adalah
saudaranya sendiri, karna bagi Lolita Delia sudah merasa cocok di hatinya untuk
di jadikan sahabat baiknya.
“Del, enak ya, jadi Cery dari
semester satu, sampai semester tiga cowoknya masih itu-itu aja, gak
ganti-ganti, sedangkan gue dari semester satu sampai semester 6, udah berapa
kali ganti cowok, cape juga kaya gini Del, mantan gue kalau di hitung-hitung
melebihi 30 kali ya?” Kata Lolita sambil memang keningnya dan melamun melihat
Cery yang sedang berduaan bersama cowoknya, cewek yang mereka kenal di
kampusnya.
“Hah? Loe serius mantan loe sebanyak
itu? Niat ngoleksi loe ya?”
“Dulu waktu SMA, target mantan gue
sampai 50 Del, tapi baru segini aja gue udah jenuh Del?”
“Stres loe ya, mantan pacar di
koleksi, kalau masalah uang, di koleksi boleh, kalau cowok loe koleksi karma
bisa loe yang ada.”
“Udah Del, gue udah ketemu si karma,
bahkan trauma kali yang ada.” Lolita berhenti sejenak seperti sedang memikirkan
sesuatu.
“Del, gimana kalau gue cuti pacaran
dulu.” Lanjut Lolita menatap Delia.
“Ah, model cewek kaya loe aja berani
cuti pacaran, entar juga kalau di sukai sama cowok ganteng, klepek-klepek loe
kaya cacing rebus.”
“Ya ampun Del, semangatin dong,
orang mau berubah juga, gak mau menyakiti cowok lagi dan gak mau disakiti cowok
juga.” Mohon Lolita. Tapi Delia tetap cuek dan berpaling kearah lain, tidak
mempercayai Lolita, karna Lolita kalau masalah cinta, beda di hati, beda di
mulut.
“Susah sih, kalau type cewek kaya loe,
type bosenan, sebulan putus, entar ganti lagi, bentar lagi, ganti lagi, yang di
sukai siapa? Jalannya sama siapa? Kan gak nyambung Ta.”
“Ya justru itu. Loe bantuin gue.”
“Loe itu, type cewek yang mudah
jatuh cinta, jadi fikiran loe dulu yang di rubah. Baru sikap loe nanti yang
mengikuti.
“Caranya?” Tanya Lolita penasaran.
“Loe harus jadi cewek cuek.”
“Hah? Stres loe ya. Gue type cewek
centil, banyak bicara, dan biasa merhatiin orang lain, supaya gue bisa membaca
fikiran orang lain. Malah di suruh jadi cewek cuek. Gimana bisa? Rempong aja
hidup gue.” Sewot Lolita.
“Karena loe sering merhatiin orang,
makanya loe mudah jatuh cinta, termasuk kalau ngeliat cowok-cowok ganteng.”
“Ya.. Iya juga sih, tapi…. Berat
banget gitu.” Lolita sambil berfikir ulang.
“Terserah loe aja deh. Belajar
dewasa aja loe, jangan mudah jatuh cinta, mudah nyakitin cowok, mudah disakitin
juga.” Lolita hanya menggaruk-garuk kepalanya.
“Bener juga ya, yang di bilang
Delia.” Gumamnya dalam hati.
“Cuek itu bukan berarti kita gak
perhatian loh, cuek itu sebagian dari iman.”
“Del, setau gue kebersihan itu
sebagian dari iman, kenapa jadi cuek itu sebagian dari iman, emangnya ada
ayat-ayat Al-quran yang menerangkan seperti itu?”
“Gak ada sih, ngasal aja gue. Haha…”
Lolita hanya memutar kedua bola matanya ke kanan, mendengar ocehan Delia.
Pada malam itu, Lolita di kamar
sangat bingung dan resah memikirkan kata-kata yang tadi siang Delia katakan
kepadanya. Menjadi cewek cuek memang berat baginya, memang Lolita terbiasa dan
mempunyai karakter yang ramai, dan mudah bergaul, tiba-tiba harus merubah
sikapnya menjadi diam dan sok cuek ataupun sok mahal.
“Aku ngerti sih, yang di katakan
Delia, cuek-cuek perhatian. Dalam arti cuek tapi perhatian, cuek dengan santai
dan buat orang misterius bahkan terlihat anggun dan menarik agar orang lain
yang mendekati, bukan kita yang mendekati.” Kata Lolita di kamarnya.
“Kira-kira gue bisa gak ya? Ehm…Gue
coba dulu aja deh nanti, jangan menyerah sebelum mencoba, semua secara perlahan.”
Lolita berusaha membuka internet dan mencari artikel tentang bagaimana cara
menjadi cewek cuek. Di layar laptopnya terdapat banyak artikel yang membuat dia
lebih sulit memilih untuk membukannya. Lolita mencoba membuka satu persatu dari
semua artikel tersebut.
Cara
menjadi wanita cuek
1. Jangan
pernah melihat orang lain, lihatlah diri sendiri dari mulai kelebihan anda, dan
mengurangi kejelekan anda, karena semakin anda melihat orang lain, maka semakin
mudah anda menjadi iri melihatnya, termasuk wanita cantik dan fashion.
2. Jangan
melihat cowok ganteng yang ada di sekitar anda, tapi berusahalah agar dia
melihat anda, dan tarik perhatiannya, secara pelan-pelan.
3. Jangan
terlalu mermperhatikan lawan jenis, itu akan membuat anda mudah jatuh cinta dan
mudah di sakiti, ataupun menyakiti orang lain.
4. Jadilah
wanita yang misterius, diam dan santai tapi tetap peduli dengan orang lain yang
membutuhkan.
5. Jangan
terlalu banyak bicara, karna cowok tidak suka cewek centil dan mudah bergaul
dengan pria lain.
6. Berpakaian
tidak mesti fashion dan keren, yang penting rapih dan bersih, itu menandakan
bahwa anda lebih dewasa.
“Berat
banget menjalani semua ini, apalagi nomor 5. Tapi gue yakin bisa.”
Keesokan paginya di kampus, Lolita sangat
terlihat anggun dan santai, berpakaian lengan panjang dan jins biru. Berjalan dengan
rileks mencoba menjadi wanita yang pelan tapi tetap santai dan terlihat dewasa.
“Hey
ta.” Sapa seorang cowok yang melewatinya.
“Hey.”
Ketika masuk kelas, Delia mencoba melirik kearah Lolita. Delia terlihat biasa
tapi tetap berfikir bahwa Delia sudah tau dengan apa yang dia lakukan, karena ucapannya
kemarin. Delia hanya tersenyum kecil sambil melirik kearah Lolita.
“Ta,
nanti malam temenin gue ke toko buku ya?” Kata Darma seorang cowok ganteng yang
udah lama sahabatan bersama.
“Liat
nanti malam aja ya Dar.” Jawab dengan santai. Mereka bertiga satu kelas. Darma
bingung. Dan mulai memperhatikan Lolita yang tiba-tiba diam dan tidak banyak
bicara, biasanya dia paling mudah memulai pembicaraan, mudah tertawa dan
bercanda.
“Ta,
loe kenapa sih hari ini? Loe gak sakitkan!” Tanya Darma penasaran.
“Enggak.”
“Punya
masalah?”
“Enggak
juga.”
“Terus
kenapa dari tadi loe diam aja?”
“Lagi
pengen diam aja.” Darma hanya menganggukkan kepalanya. Delia hanya diam dan
pura-pura tidak tau.
“Gue rasa loe stress Ta.” Singkat Darma
memandangnya.
“Sial
banget hidup gue di bilang stress, dibilang sakit. Berat banget kayanya jadi
cewek pendiam dan nyuekin semuanya.” Gumam Lolita dari hati. Lolita mencoba
keluar kelas, lalu pergi ke toilet dan merasa kelas itu sangat membuat dia
sesak nafas karna berat baginya untuk menjadi cewek cuek yang dia inginkan.
Lolita menarik nafas panjang dan di keluarkannya pelan-pelan, untuk menahan
segala amarah, ingin rasanya Lolita marah kepada Darma yang mengucapkan hal-hal
yang tidak ia inginkan. Tapi berusaha
jadi wanita sabar dan tidak mudah terpancing segala emosinya di lingkungan
ramai dan terbuka seperti itu. Ketika Lolita keluar dari toilet, tiba-tiba Leon
melewatinya. Lolita sangat terkejut, Leon adalah cowok yang di sukai Lolita
saat ini. Lolita tidak memandang Leon dan Leon juga hanya melewatinya. Bahkan
tidak menyapa Lolita.
“Nyebelin
banget sih, gak nyapa gue sedikitpun.”
“Lolita.”
Suara itu sangat di kenal oleh Lolita. Ternyata Leon memanggilnya ketika berjalan
Leon sempat berhenti dan berbalik untuk memanggil Lolita. Lolita tersenyum
diam.
“Iya,
kenapa?”
“Gak,
cuma ngetes aja.” Jantung Lolita sesak dan kesal. Ternyata hanya ngetes suara
Lolita saja Leon. Sungguh kecewa baginya.
“Tumben
banget Lolita diam saat ketemu gue? Biasanya dia yang nyapa gue duluan.” Gumam
Leon dari hati ketika berlalu dari Lolita dan menuju kelasnya. Akhir-akhir ini
Lolita dan Leon cukup diam, Leon memang cowok yang menarik di mata wanita
termasuk wanita cantik. Lolita sempat
menghindar sedikit kepada Leon, tapi ternyata Leon mulai memperhatikannya
ketika Lolita sedikit berubah, Lolita lebih sering sendiri dan hanya di temani
oleh laptopnya di perpustakaan. Lolita sangat kesal ketika melihat Leon ada di
perpustakaan, ingat ketika Leon memanggil Lolita hanya ngetes saja, wajahnya
sedikit masam dengan kehadiran Leon di sana.
“Ta,
tumben ada disini.” Sapa seorang cowok dari arah belakang Lolita. Lolita
berbalik kearah suara itu. Ternyata Leon yang menyapanya.
“Iya
Yon, lagi buat proposal skripsi.”
“Owh,
mau di bantuin?”
“Boleh.”
Leon langsung duduk disamping Lolita sambil melihat laptopnya, Leon membantu
mengetik naskah proposal.
“Rajin
banget baru semester 6 udah ngurusin proposal skripsi.”
“Iya,
buat bayangan aja.” Polosnya
“Akhir-akhir
ini loe sedikit berubah Ta.”
“Berubah
kenapa?” Jawab Lolita.
“Lebih
pendiam aja. Apa sedang ada masalah?”
“Ternyata
Leon merhatiin gue juga.” Gumam Lolita dari hati. Semakin lama mereka semakin
dekat, semakin akrab dan semakin romantis hubungannya, bahkan lebih sering
berkomunikasi. Lolita senang sekali dengan perubahannya, membuat orang yang dia
sukai menjadi lebih dekat dengannya.
“Dar,
sorry ya kemaren gue gak bisa balas bbm loe, Karena paket bbm gue habis. Dan
gue juga lagi gak bisa, kemaren lagi ada tamu juga di rumah.”
“Leon.”
“Kog
tau?” Terkejut Lolita menatap mata Darma dalam-dalam.
“Tau
aja. Kalian udah terlihat dekat.” Lolita hanya tersenyum manis. Darma hanya
diam menatap Lolita yang sedang jatuh cinta.
“Ta,
ke kantin yuk.” Sapa Leon tiba-tiba sudah berada di hadapan Lolita, Leon
mengajak Lolita ke kantin untuk makan siang bareng.
“Darma
mau ikut gak?” Sapa Leon.
“Duluan
aja, nanti gue nyusul deh.” Jawab Darma. Ternyata mereka sama-sama menyukai
satu makanan, yaitu bakso urat.
“Ta,
aku mau bicara sesuatu.” Kata Leon dengan serius.
“Apa?”
“Jika
ada seorang lelaki yang menyukai kamu. Apa yang akan kamu lakukan?”
“Kayanya
Leon mau ngungkapin perasaannya ke gue nih, aduh… Jantung gue gak bisa diam.
Ciusssss….” Gumam Lolita dari hati.
“Ehm…
Gue akan lihat dulu siapa yang menyukai gue itu? Serius atau enggak?”
“Oh,
gitu. Tapi kalau ganteng pasti di terimakan!”
“Tergantung
sih, emang kenapa? Kog menanyakan hal itu?”
“Karena
ada yang menyukai loe.”
“Siapa?”
Lolita sangat penasaran dengan apa yang Leon ucapkan. Membuat Lolita semakin
bingung.
“Itu
orangnya.” Leon langsung menunjukkan orang yang ia maksud ada di belakang
Lolita sedang memesan makanan.
“Darma.”
“Iya,
Darma. Dia yang menyukai loe.” Lolita melemah bingung dengan apa yang dia
rasakan saat ini sangat tidak seperti apa yang dibayangkan sebelumnya. Buyar
khayalannya, seketika tersendat lalu mengambil minuman. Leon memanggil Darma
untuk makan bareng bersama mereka. Lolita mengalihkan pandangannya kearah lain.
Merasa sangat gelisah saat Darma akan duduk disampingnya.
“Hey
sayang.” Sapa seorang wanita cantik sambil mencium pipi Leon.
“Hey
juga sayang.” Lolita terkejut melihat cewek itu sangat mesra kepada Leon.
“Siapa
Yon.” Tanya Lolita.
“Kenalin
ini pacar gue.” Lolita menatap mata Leon lalu mengalihkan pandangannya ke
tempat lain. Begitu juga Darma sempat terkejut bahwa cewek itu kekasihnya Leon.
Darma sangat memikirkan perasaan Lolita yang selama ini merespon Leon dan
menyukainya. Tapi ternyata semua berakhir seketika tanpa ada tanda bahwa Leon
sudah mempunyai kekasih. Darma melirik kearah Lolita, Lolita hanya diam dan
menundukkan kepalanya dengan lemah dan penuh diam seribu bahasa. Cewek itu
mendahului jabatan tangan kepada Darma dan Lolita untuk memperkenalkan dirinya.
“Gue
Sherin.” Katanya dengan lembut.
“Kelembutan
wanita itu sangat jauh berbeda denganku, tidak seperti aku dan tidak secantik
aku.” Gumam Lolita dari hati.
“Iya
ta, gimana jawabannya?”
“Jawaban
apa ya?” Dengan polos Lolita menanyakan ulang.
“Iya
jawaban cintanya Darma sama loe.” Darma tersendat makanannya lalu mengambil air
minum untuk meminumnya.
“Maksudnya
apa ya? Kog ada urusannya sama nama gue?” Heran Darma.
“Loe
sukakan sama Lolita?” Darma mulai gugup, dengan ucapan Leon yang mengetahui
segala perasaannya kepada Lolita.
“Iya,
gue udah lama suka.”
“Lebih
baik aku mencintai dengan apa yang mencintaiku, bukan mencintai orang yang tak
sedikitpun mencintaiku.” Gumam Lolita dari hati, lalu dia mulai tersenyum.
“Yeah….
Aku juga suka sama Darma.” Leon dan Sherin bertepuk tangan dan semua mata
tertuju kepada mereka dengan semua orang di kantin itu.
“Aku
harap ini bukan karena terpaksa dan bukan karena sebuah pelarian semata, aku
tak pernah menyangka bahwa sesungguhnya yang menyukaiku bukan ada di hadapanku,
tapi ada di belakangku yang diam-diam menyentuhku secara perlahan lalu tak
berani mengungkapkan dan kini aku terdiam dan membisu, ketika ku tau semua
cintaku ada pada Darma sahabatku.” Gumam Lolita. Darma langsung memegang kedua
tangan Lolita di hadapan Sherin dan Leon. Leon sangat senang setidaknya mereka
sudah bahagia, walau kedekatan Leon selama ini kepada Lolita hanya menjadi
comblang mereka dan menyatukan mereka berdua.